Tradisi "Mapak Tanggal " Masih mengakar di desa Bengkah

Ket Foto : Kyai Junedi sedang memberikan tausiyah dan doá bersama
Mapak Tanggal berasal dari kata Mapak yang berarti menjemput dan tanggal yang berarti hari/tanggal bisa dikatakan menyambut Tahun baru, tapi istilah mapak tanggal ini hanya berlaku untuk tahun baru islam atau hijriyyah.

Dalam era modern ini ternyata tradisi mapak tanggal tersebut masih kental dan dilestarikan oleh masyarakat dusun bengkah, desa wonosekar kec.karangawen kab.demak.
seperti biasa menjelang sholat ashar pada tgl 30 dzulhijjah masyarakat berbondong kemusholla dan masjid terdekat sambil membawa berkat bisanya berisi Nasi, gudangan dan yang paling penting ada telur rebus.


Acara berjalan di depan masjid dan musholla atau ditanah lapang, selanjutnya berdoa bersama membaca doa pembuka tahun dan tahlilan, lanjut dengan ceramah atau nasihat dari mbah yai yang sangat di tunggu tunggu oleh masyarakat ditutup dengan doa dan makan berkat bersama.

Ahhh jadi teringat dulu saat kecil, seneng banget, ketika rebutan endog (telur), dulu ajang atau tempat nasinya belum berupa bakul, tapi masin ancak (anyaman terbuat dari bambu ) dan ternyata sebelum itu lebih unik lagi yaitu nasi dan lauk langsung dari kendil ( tempat menanak nasi ).

ini lah tradisi kita, tranisi Nusantara janganpernah engkau punah walau diterjang segala hiruk piyuk masalah yang menghantam, hujanan fitnah dan caci maki, karena dulu wali kita menyebarkan agama dengan cara sepeti ini, cara yang indah dan santun.

Kulturasi budaya jawa dengan islam berlahan melebur tanpa sedikit gesekan, tanpa perang kaum jawen dan budha pada saat itu berlahan mesuk islam dengan iklhas.

inilah budaya kita, budaya Nusantara semoga terus bertahan dan jangan pernah sirna. (EKS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel