Tradisi Syawalan di Bengkah
Bengkah.com - Tradisi
syawalan (Latin: traditio, "diteruskan") adalah sesuatu yang
telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompokmasyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama
yang sama. Konon adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat
Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat
yang dimulai seminggu sesudah Lebaran. Hal yang paling mendasar dari tradisi
adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis
atau lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Dan inilah
tradisi yang ada di dukuh Bengkah di mana para warga berbondong- bondong datang
ke masjid/mushola terdekat dengan membawa sedikit ketupat dan lepet di tambah
sayur. Biasanya di mulai pukul 06.00 - 07.00 WIB dan kegiatannya meliputi:
1.Pembukaan.
2.Pembacaan
burdah (Dilakukan dan di syiarkan para pemuda2 di sekitarnya).
3.Mauidzhoh
khasannah. Di pimpin oleh romo Kyai Junaidi, dengan tema " Makna Ketupat
dan Lepet".
4.Tahlil
dan doa. Pembacaan tahlil dan doa juga di pimpin romo kiyai junaidi
5.Selametan/makan
bersama.
Dalam Mauidzoh Khasannah yang di pimpin
oleh Kayi Junaidi Menyampaikan bahwa Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan
dari :
NGAKU
LEPAT dan LAKU PAPAT.
Ngaku
lepat artinya MENGAKUI KESALAHAN.
Laku
papat artinya EMPAT TINDAKAN.
NGAKU
LEPAT.
Tradisi
sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon
keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
LAKU
PAPAT.
1.
LEBARAN.
2.
LUBERAN.
3.
LEBURAN.
4.
LABURAN.
LEBARAN
Sudah
usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.
LUBERAN
Meluber
atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah.
LEBURAN
Sudah
habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat
islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
LABURAN
Berasal
dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih
dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
Kenapa mesti dibungkus JANUR ? Janur,
diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). Bentuk fisik
kupat yang segi empat ibarat HATI manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya
maka hatinya seperti KUPAT YANG DIBELAH, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa
iri dan dengki. Kenapa? Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur).
LEPET
Lepet
= silep kang rapet. Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita KUBUR/TUTUP YANG
RAPAT. Jadi setelah ngaku lepet, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan,
jangan
diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET.
Itulah
tradisi yang ada di duluh Bengkah dsn semoga bisa bermanfaat.
BBC(bengkah blogger community).
0 Response to "Tradisi Syawalan di Bengkah"
Post a Comment