Memanfaatkan Biji bengkuang Untuk Membuat Insektisida Nabati


Bengkah.com - Memanfaatkan  Biji bengkuang Untuk Membuat Insektisida Nabati 
- Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan berukuran mikro ataupun makro yang dapat mengganggu, menghambat dan mematikan tanaman yang dibudidayakan.
Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama, vektor penyakit dan gulma.

Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila terjadi secara massive.
Namun serangan hama umumnya tidak memberikan efek menular, terkecuali apabila hama tersebut sebagai vektor suatu penyakit.
Vektor penyakit atau disebut sebagai faktor pembawa penyakit adalah organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada sistem metabolisme tanaman tersebut.
Beberapa penyakit masih dapat ditanggulangi dan tidak memberikan efek serius apabila imunitas tanaman dapat ditingkatkan atau varietas tersebut toleran terhadap penyakit yang menyerangnya.

Namun terdapat pula penyakit yang memberikan efek serius pada tanaman dan bahkan menyebabkan kematian. Beberapa vektor penyakit tanaman adalah virus, bakteri, dan cendawan. Umumnya gejala penyakit memiliki efek menular yang sangat cepat dan sulit dibendung.
Budidaya tanaman organik juga tidak terlepas dari berbagai serangan dari organisme pengganggu tanaman (OPT). Oleh karena penggunaan bahan kimia tidak dianjurkan, maka diperlukan pengendali OPT organik, yakni insektisida nabati.
Insektisida ini dikembangkan untuk mengendalikan hama jenis insekta dan ulat.

Bahan-bahan yang dibutuhkan

1. Biji bengkoang = 1 kilogram
2. Ragi tape = 5 butir
3. Air tebu/nira tebu = 1 liter
4. Nanas = 5 biji
5. Air kelapa = 5 iiter
6. Akar tuba/jenu = 1 kilogram atau daun mimba = 3 kilogram

Cara pembuatan

(1) Proses pembuatan dimulai dengan merendam biji bengkoang dalam air kelapa selama 2 hari. Biji bengkoang yang telah lunak kemudian dihaluskan/diblender.
(2) Biji bengkoang yang telah diblender, akar tuba/daun pahitan yang dihaluskan dengan cara ditumbuk, serta air nanas yang diperoleh dengan cara menyaring nanas yang diblender kemudian dicampur dengan ragi yang telah ditumbuk/dihaluskan.
(3) Seluruh bahan yang ditempatkan dalam suatu wadah kemudian dicampur dengan air tebu. Setelah difermentasi selama 3 minggu, kemas kedalam botol dan siap diaplikasikan pada tanaman.
Dosis pemakaian
50 cc/ml dilarutkan dalam air sebanyak 15 liter.
Cara penggunaan
Disemprotkan pada seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, aplikasi dapat diulang setiap 3-4 hari.
Gunakan sprayer yang bersih dari pestisida kimia. Source ( Agronesia.net )

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel